Page Nav

HIDE

Latest Quotes

{quotes} {latest}

Ads Place

Istilah istilah Lain Yang Berdekekatan dengan Katekismus

Dalam pembicaraan sehari-hari sering terjadi kesalahan karena penggunaan istilah sehubungan dengan katekismus. Oleh karenanya supaya tak ter...


Dalam pembicaraan sehari-hari sering terjadi kesalahan karena penggunaan istilah sehubungan dengan katekismus. Oleh karenanya supaya tak terjadi kesalahan, perlu kita tak salah penggunaannya maka dibahas  istilah-istilah itu antara lain; katekese, kateket, kateketik, katekis, katekumen dan katekumenat.

Katekese

Katekese adalah usaha-usaha dari pihak Gereja untuk menolong umat agar semakin memahami, menghayati dan mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari. Di dalamnya terdapat unsur pewartaan, pengajaran, pendidikan, pendalaman, pembinaan, pengukuhan serta pendewasaan. Metode yang sesuai perlu dicarikan agar katekese dalam ragam bentuknya bergema dalam hati pendengar dan berbuah nyata.

Katekese (dari kata katekeo = mengajar secara lisan, memberi tahu; Yunani) dianggap oleh Gereja sebagai salah satu tugasnya yang terpenting (Paus Yohanes Paulus II). Berdasarkan penugasan Kristus kepada para Rasul dan pengganti-pengganti mereka, yaitu untuk “mengajar segala bangsa melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Mat. 28:20), Gereja menjalankan tugas ini dalam pewartaan umum dan dalam katekese.

Kateket

Sebutan untuk para pakar di bidang ilmu kateketik.


Kateketik

Ilmu pendidikan agama atau ilmu bina iman, yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan pembinaan iman. Kateketik diajarkan di sekolah tinggi dan kursus kateketik pada segala tingkat. Termasuk bahan kateketik antara lain teologi tentang Sabda Allah dan peranannya dalam Gereja; isi mata pelajaran agama; eksistensi orang dalam iman (antropologi kristiani); pedagogi pelajaran agama pada umumnya dan untuk golongan khusus (muda, dewasa, murid, anggota umat); hubungan katekese dengan pastoral dan kegiatan gereja yang lain.

Katekis

Katekis adalah orang yang dididik untuk memberi pelajaran dan pendidikan agama atas nama Gereja, baik di antara umat maupun di lembaga-lembaga pendidikan. Di paroki para katekis menjalankan banyak tugas: pewartaan, pengajaran, dan liturgi; di antara mereka ada yang memimpin stasi, mempersiapkan para katekumen untuk menerima pembaptisan, membimbing orang beriman supaya siap menerima sakramen tobat, ekaristi, penguatan dan perkawinan. Menurut Yohanes Paulus II (1988), setiap katekis merupakan tokoh berjiwa terbuka dan misioner serta berikhtiar membangun umat misioner.

Katekumen

Katekumen adalah orang dewasa, yang telah dilantik untuk menyiapkan diri dalam masa katekumenat, supaya kelak menerima sakramen-sakramen inisiasi. Mereka yang juga disebut calon baptis itu sudah berhubungan secara khusus dengan Gereja. Sebab atas dorongan Roh Kudus mereka sudah beriman dan menyatakan keinginan agar diterima di dalam Gereja. Maka, baik dalam kerinduan maupun karena kehidupan iman, harapan dan cinta kasih yang telah mereka jalankan, mereka digabungkan dengan Gereja yang menyayangi mereka sebagai anak-anaknya sendiri.

Katekumenat 

Katekumenat adalah masa persiapan orang yang hendak dibaptis. Isi pelajaran selama masa katekumenat ini biasanya mencakup Syahadat, Bapa Kami, Sepuluh Perintah Allah dan Sakramen-sakramen. Menurut Konsili Vatikan II, orang yang sudah dianugerahi iman dan hendak dibaptis, diterima ke dalam katekumenat dengan upacara ibadat sederhana. Secara bertahap iman diterangkan dan melalui upacara-upacara para katekumen dihantar dalam tiga tahap menuju hidup kristiani, sampai diterima dalam umat dengan sakramen inisiasi, yang diterimakan sedapat-dapatnya dalam ibadat Malam Paskah. Sesudahnya pendalaman iman sebaiknya diteruskan, misalnya selama Masa Paskah (7 Minggu).

Demikianlah telah dijelaskan pemahaman apa itu katekismus dan istilah-istilah yang berdekatan dengannya. Semoga dengan memahami apa itu katekismus, kita semakin  (1) didorong untuk mempelajari dan mendalami isi iman kita, sehingga di dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mempertanggung-jawabkan iman itu kepada siapa pun yang memintanya, (2) merayakan iman itu dengan gembira dan (3) pada akhirnya dapat menghayati iman itu di dalam seluruh dimensi kehidupan kita. Kalau demikian yang terjadi, maka kita telah mewujudkan apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan, “Orang benar akan hidup oleh iman.” (bdk.Hab. 2:4; Gal 3:11; Ibr. 10:38). 


Tidak ada komentar

Advertisement