Munafik
Hari Rabu Dalam Pekan Suci
Mat. 26:14-25
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang diantara kamu akan menyerahkan Aku” ( Mat. 26:21)
Sungguh menyakitkan. Orang yang setiap hari selalu bersama-sama ternyata hatinya jahat. ia bisa bermuka dua. Apa yang dikatakan tidak sama dengan yang tersimpan di dalam hatinya. Manis dibibir belum tentu manis di hati. Inilah yang diperlihatkan oleh seorang murid Yesus bernama Yudas Iskariot. Ia seorang munafik. Pada perjamuan Paskah Yesus bersama dengan para muridnya, kemunafikan Yudas terbongkar. “Sesungguhnya seseorang diantara kamu akan menyerahkan aku.” (Mat. 26:21)
Ada seorang filsuf besar Yunani bernama Plato. Ia menunjukkan bahwa orang itu baik apabila dikuasai oleh akal budi, buruk bila dikuasai oleh keinginan dan hawa nafsu. Selama kita dikuasai oleh nafsu dan emosi, kita dikuasai oleh sesuatu yang diluar kita. Itu berarti kita tidak teratur kita ditarik kesana kesini. kita menjadi kacau balau. Kita seakan-akan terpecah-belah tergantung pada nafsu atau emosi mana yang sedang mengemudikan kita. Kita tidak memiliki diri kita, melainkan menjadi objek dorongan irasional dalam diri kita. Sikap seperti inilah yang ditunjukkan oleh Yudas.
Padahal apabila kita dikuasai oleh akal budi, kita dapat menguasai diri kita sendiri. Kita menjadi satu. kita dapat menikmati tiga hal: Kesatuan dengan diri sendiri, ketenangan, dan pemilikan diri yang tenang. Namun, hidup baik, hidup yang didasarkan rasio seperti ini tidak dimiliki oleh Yudas. Bahkan tawaran keselamatan yang diberikan oleh Yesus pun, dia tolak. Ia mengkhianati Yesus. Ia munafik. Tergerak oleh keinginan dan nafsu untuk memiliki uang harta duniawi yang fana ia rela menyerahkan Tuhannya ke tangan tangan pengikut Iblis.
Dalam peristiwa Itu tampak jelas bahwa ketika kejahatan dan dosa manusia mencapai puncaknya, kebaikan dan pengampunan Allah dinyatakan sepenuhnya. Pada saat kebencian dan permusuhan manusia dan Allah menunjukkan titik kuasanya, kasih karunia Allah dicurahkan sehabis-habisnya. Kata Yesus: “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yoh. 115:3)
Posting Komentar