Fondasi Kehidupan Kita
Stabilitas dan Keamanan
Dalam kehidupan ini, ada dua hal yang sering menjadi kekhawatiran kita: stabilitas dan keamanan. Meskipun keduanya tampak serupa, kenyataannya stabilitas adalah hasil dari keamanan, dan keamanan itu sendiri memperkuat stabilitas. Keduanya saling terkait, dan satu tidak dapat berdiri tanpa yang lain.
Sebagaimana yang diajarkan Yesus melalui perumpamaan dalam Injil, kita tentu menginginkan hidup yang aman, nyaman, dan tenteram. Namun, kenyamanan itu hanya akan terwujud jika kita memiliki fondasi yang kokoh. Seperti halnya sebuah rumah yang dibangun di atas tanah yang kokoh, keamanan dalam hidup kita juga hanya dapat tercapai jika kita meletakkan segala sesuatu di atas dasar yang kuat dan tak tergoyahkan.
Injil dan bacaan pertama mengajak kita untuk merenungkan tentang keamanan dan stabilitas yang sejati. Dalam bacaan pertama, kita mendengar nyanyian syukur dari tanah Yehuda yang menggambarkan sebuah kota yang kuat, yang dilindungi oleh tembok dan kubu pertahanan yang kokoh. Tembok dan pertahanan ini bukan sekadar perlindungan fisik, tetapi melambangkan perlindungan dari Tuhan, yang menjadi sumber segala rasa aman bagi umat-Nya.
Yesaya 26:1-6 adalah syair pujian yang ditulis untuk menghibur dan memberi harapan kepada umat Yehuda yang sedang mengalami penderitaan dalam pembuangan. Dalam syair ini, Yesaya menegaskan bahwa kota Allah, yang adalah simbol dari kehidupan yang penuh dengan keadilan dan kedamaian, akan dimuliakan. Sebaliknya, kota dunia yang penuh ketidakadilan dan kekacauan akan dihapuskan. Ini mengingatkan kita bahwa hanya dalam kebenaran dan keadilan Allah-lah kita dapat menemukan keamanan dan kestabilan yang sejati.
Dengan melihat jauh ke depan, Yesaya mengajak kita untuk berfokus pada tujuan yang lebih tinggi: mewujudkan kota Allah, yaitu komunitas orang percaya yang memuliakan Allah dan hidup dalam damai sejahtera. Sebagai orang percaya, gereja adalah tempat di mana kita dipanggil untuk memberitakan keselamatan dan menjadi saksi hidup yang berkenan kepada Allah. Oleh karena itu, kita harus membuka diri bagi Tuhan, memberikan kesempatan bagi-Nya untuk mewujudkan rencana-Nya dalam hidup kita, bukan hanya rencana kita sendiri.
Baik itu rumah, kota, maupun kehidupan kita, rasa aman dan stabilitas yang sejati hanya dapat dibangun di atas dasar yang kuat, yaitu Allah sebagai Batu Karang kita. Semua usaha untuk membangun keamanan di luar Tuhan pada akhirnya akan sia-sia. Hanya dengan membangun fondasi kehidupan di atas iman kepada Tuhan, kita dapat merasakan ketenangan dan keamanan yang sejati. Tidak ada yang lebih kuat dari Allah sebagai dasar kehidupan kita.
Pertanyaan Bagi Kita Masing-masing
Apakah kita sudah membangun hidup kita di atas fondasi yang kokoh itu? Apakah kita membiarkan Tuhan bekerja dalam hidup kita sesuai dengan rencana-Nya, atau kita masih bergantung pada kekuatan kita sendiri? Tuhan mengundang kita untuk hidup dalam keamanan dan kestabilitas yang sejati, yang hanya dapat kita temukan ketika kita meletakkan segala sesuatu di tangan-Nya. Hanya dengan demikian, hidup kita akan kokoh, tak tergoyahkan, dan penuh dengan damai sejahtera.
Posting Komentar