Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu,
Biasanya perpisahan itu tidak mengenakkan apalagi jika perpisahan itu untuk jangka waktu lama apalagi perpisahan selamanya. Mendengar kabar perpisahan saja sudah menjadi sedih apalagi kalau itu menimpa diri kita, atau orang terdekat kita.
Mengapa berbicara tentang perpisahan, karena injil kita hari ini merupakan bagian perpisahan Yesus( bab 14:31. Bahkan pada akhir bacaan kita, Yesus berkata, “Bangunlah mari kita pergi dari sini.”
Namun bagi Anda yang cinta firman tentu akan kaget karena sepertinya Yesus tidak pergi-pergi dari situ, bahkan ia terus bicara di bab 15, 16, 17, baru di bab 18:1 dituliskan:
“Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. ….Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya”.
Injil Yohanes memang menarik, ia menceritakan secara bertahap, pelan-pelan perpisahan itu, seperti menyusun batu dalam membangun sebuah rumah. Dan perkataannya itu seperti batu bata yang disusun untuk membangun sebuah rumah. Sabda Tuhan itu seharusnya seperti batu bata yang membangun hidup kita para murid.
Dan pada kesempatan ini, batu apa yang ingin Yesus tanamkan dalam hidup kita? Batu Damai sejahtera…
[Yoh.14:27] Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Damai yang diberikan Yesus berbeda? apa bedanya?… Kata kuncinya adalah "PAX ROMANA", Pada abad pertama, perdamaian yang dipertahankan atau yang dilestarikan, yang dibuat oleh Roma adalah dengan kekerasan dan penindasan yang keras terhadap pemberontak. PAX ROMANA menjamin ketidaksetaraan antara tuan dan budak. Pax Romana menjamin ketidaksetaraan yang dilembagakan antara warga negara Romawi dan budak.
Ini bukan damai sejahtera yang diberikan kepada kita oleh Yesus. Yesus memberikan damai [shalom] yang menghidupkan, yang menghargai, yang saling melayani dan ada keadilan tentunya.
Menarik juga kita mengingat Paus Leo IX yang mengatakan hal yang sama ketika pertama kali muncul di hadapan publik .
Perkataan Paus Leo XIV, Robert Francis Prevost, pertama kali muncul di publik saat ia diperkenalkan kepada umat Katolik dari balkon Basilika Santo Petrus di Vatikan pada Kamis, 8 Mei 2025. Ia menyampaikan pidato pertamanya, "Peace be with all of you!", setelah terpilih sebagai paus ke-267. Pesan perdamaian ini ditujukan kepada khalayak ramai dan audiens global.
Apa artinya beliau memilih kata itu dibanding kata-kata lain, melihat sejarah masa lalu. Pendahulu dengan nama yang sama “Leo I” atau Leo Agung, mempertunjukkan keberanian yang luar biasa dalam melawan “kekuatan yang menindas” dengan cinta kasih sehingga membawa kedamaian.
Keputusan memilih nama Leo XIV, jelas merujuk kepada Paus Leo XIII (1810-1903), penulis ensiklik Rerum Novarum (Hal-hal Baru) pada 1891. Paus Leo XIV mungkin juga memikirkan Paus Leo pertama, Santo Leo Agung (sekitar tahun 400-461). Leo ini dikenang karena kepemimpinannya yang kuat, jangkauannya ke dunia (diplomasi), dan upayanya yang luar biasa dalam menciptakan perdamaian. Di luar sejarah gereja, nama Leo dalam bahasa Yunani dan Latin berarti ”singa,” dan konon melambangkan keberanian dan kekuatan.
Konon Leo Agung dengan keberanian dan kekuatan diplomasi mampu mengalahkan musuh bahkan yang sangat ditakuti bangsa-bangsa pada waktu itu sehingga mampu menyelamatkan kota Roma dari kehancuran. Tak heran beliau mendapatkan gelar sebagai “Perisai Tuhan”.
Hanya bersandar Yesus, Paus Leo I pada 452 memimpin Gennadius Avienus dan Trygetius utusan kaisar Valentinian III menemui pimpinan bangsa Hun Attila si "Penghujat Tuhan" yang telah membakar dan menjarah banyak kota Romawi dan menuntut upeti: saudara perempuan kaisar. Menurut tradisi Attila melihat sosok St. Paulus dan St. Petrus menghunus pedang diutus Tuhan melindungi Leo, sehingga Attila setuju menarik mundur pasukannya, menyelamatkan Roma dari kehancuran. Sayang pada 455 Leo I tak berhasil mencegah penjarahan kaum beringas Genseric, sekalipun berhasil mencegah pembunuhan dan pembakaran. Itu sebabnya Leo disebut "Perisai Tuhan". Karya pembangunan dan belas kasihnya tak terhitung banyaknya.
Posting Komentar