Mencari Yesus dengan Hati yang Murni
Daftar Isi

Dalam Injil hari ini, kita mendengar bagaimana orang banyak mencari Yesus setelah peristiwa penggandaan roti. Namun, Yesus menegur mereka:
“Sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.”
Teguran ini mengajak kita untuk merenungkan motivasi kita dalam mencari Tuhan. Apakah kita mencari Yesus karena kita ingin mengenal-Nya lebih dalam dan mengikuti kehendak-Nya, ataukah karena kita mengharapkan berkat dan pemenuhan kebutuhan duniawi semata?
Konon ada guru yang menyuruh murid-muridnya untuk membuat karangan dengan judul: “Andai Aku Mempunyai Uang 1 Triliun.” Mendengar judul yang luar biasa ini, hampir semua anak berpikir keras, membayangkan apa yang akan ia lakukan bila ia mempunyai uang sebanyak itu dan mencoba menuliskannya. Namun ada satu anak yang berbeda dari yang lain, karena ia ‘cuek’ dan tidak heboh seperti teman-temannya. Ketika ditanya oleh gurunya mengapa ia diam saja, Ia dengan yakin menjawab bahwa bila benar ia mempunyai uang sebanyak itu, Ia akan diam saja. Saya tidak akan buat apa-apa… tinggal makan tidur saja.
Tentu anak itu berbeda dari yang lain, kita tahu cukup pasti bahwa baik kita punya 1 triliun atau hanya 1 rupiah, kita tidak akan hanya duduk-duduk dan tidak melakukan apa pun. Kita ingin melakukan sesuatu, semata-mata karena kita adalah makhluk yang berorientasi pada tugas dan tujuan.
Tidak mengherankan pula bila seseorang sudah tidak bekerja atau sudah pensiun dari jabatan, biasanya orang mengalami goncangan hidup, “Post Power Syndrome” [Post-Retirement Syndrome], kesepian (karena biasanya ada teman di tempat kerja, dan kemudian sepi tak ada teman)
Hal ini menyadarkan kita bahwa ternyata bukan ‘kerja’ yang menjadi utama, melainkan manusianya. Manusia yang bukan Homo Laborans, tapi juga Homo Socius..
Maka penting bagi kita untuk berani bertanya lebih dalam terhadap semua yang kita lakukan, apa yang ingin kita capai? Apa tujuan hidup kita?
Yesus mengingatkan kita untuk tidak bekerja untuk makanan yang fana, tetapi untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal. Makanan ini adalah sabda-Nya, kasih-Nya, dan keselamatan yang Ia tawarkan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali terjebak dalam rutinitas dan kekhawatiran duniawi. Namun, Injil hari ini mengajak kita untuk memeriksa kembali hati kita: Apakah kita sungguh mencari Yesus karena cinta kepada-Nya, ataukah karena harapan akan pemenuhan kebutuhan pribadi?
Marilah kita memperbaiki niat kita dalam mengikuti Kristus. Mari kita mencari-Nya dengan hati yang murni, bukan karena apa yang bisa kita peroleh, tetapi karena siapa Dia bagi kita. Dengan demikian, kita akan menemukan sukacita sejati dalam persekutuan dengan-Nya dan menerima makanan yang memberi hidup kekal.
Amin.
Posting Komentar