INI ADALAH KEBERANIAN! : Bersaksi dengan Iman dan dalam Kesatuan
"INI ADALAH KEBERANIAN!" - Bersaksi dengan Iman dan dalam Kesatuan
Ada kisah menarik tentang seorang profesor filsafat yang bertanya pada mahasiswanya: "Apa itu keberanian?" Banyak yang menulis panjang, namun satu mahasiswa menyerahkan jawaban singkat setelah satu menit: "Ini adalah keberanian!" Dan ia mendapat nilai tertinggi. Tindakannya adalah keberanian itu sendiri! Keberanian, bagi kita orang Kristen, seringkali berarti kesetiaan dan ketekunan dalam menjalankan misi Tuhan, meskipun penuh tantangan.
Hari ini, Bacaan Pertama dari Kisah Para Rasul (22:30; 23:6-11) menunjukkan keberanian Santo Paulus. Bayangkan, ia dihadapkan pada Mahkamah Agama yang siap menghakiminya. Dalam situasi genting itu, Paulus dengan berani dan cerdik menyatakan, "Saudara-saudara, aku adalah orang Farisi... aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati." (Kis 23:6). Ini bukan hanya strategi, tetapi inti imannya! Ia mempertaruhkan segalanya pada Kristus yang bangkit. Dan apa hasilnya? Tuhan sendiri menguatkannya malam itu, "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau
Kemudian, dalam Injil Yohanes (17:20-26), kita mendengar doa Yesus yang sangat indah. Ia berdoa bukan hanya untuk murid-murid-Nya saat itu, tetapi untuk kita semua. Dan apa yang terutama Ia doakan? Kesatuan. "Supaya mereka semua menjadi satu... supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." (Yoh 17:21). Kesatuan kita sebagai orang percaya adalah kesaksian hidup bagi dunia! Ketika dunia melihat kita hidup dalam kasih dan harmoni, mereka akan lebih mudah percaya kepada Kristus. Jadi, kesatuan adalah fondasi penting bagi kesaksian kita yang berani.
Saudara-saudari, keberanian Paulus yang individu menjadi contoh bagi kita. Namun, doa Yesus mengingatkan bahwa kesaksian kita akan jauh lebih kuat jika kita bersatu sebagai Tubuh Kristus. Perpecahan merusak kesaksian, sementara kesatuan dalam kasih menguatkannya.
Bagaimana dengan kita sekarang? Pertama, seperti Paulus, marilah kita memohon keberanian dari Tuhan untuk membela iman kita, untuk hidup sesuai nilai Injil di tengah tantangan zaman ini. Kedua, ingatlah bahwa Tuhan menyertai kita. Sama seperti Ia menguatkan Paulus, Ia juga memberi kita Roh Keberanian. Ketiga, mari kita aktif mengusahakan kesatuan dalam keluarga, komunitas, dan Gereja kita. Jangan biarkan perbedaan kecil memecah belah kesaksian kita yang lebih besar.
Kisah mahasiswa tadi, keberanian Paulus, dan doa Yesus untuk kesatuan, semuanya bermuara pada satu panggilan: jadilah saksi Kristus yang berani dan bersatu. Semoga kita, dengan kekuatan Roh Kudus, berani mengatakan, "Inilah imanku, inilah hidupku untuk Kristus!" dan melakukannya bersama-sama dalam kasih.
Semoga kita berani dalam memberi kesaksian tentang iman kita. Amin.
Posting Komentar