Totalitas untuk Allah

Table of Contents


Saudara-saudari terkasih,

Hari ini Gereja merayakan St. Ignatius dari Loyola, seorang prajurit yang kemudian menjadi pejuang rohani. Ia adalah pendiri Serikat Yesus (Yesuit), dan kita mengenalnya lewat latihan rohani yang telah membantu begitu banyak orang dalam menemukan kehendak Allah dalam hidup mereka.

Bacaan pertama hari ini juga cocok dan seturut dengan motto para Jesuit, yang berasal dari Ignatius Loyola,” Ad Majorem Dei Gloriam”. — segala sesuatu demi kemuliaan Allah yang lebih besar.

#####

Tentang hal ikhwal Kemah Suci Musa melakukan semuanya secara tepat, seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya. 

Bahkan kata itu diulang-ulang kalau Anda membaca Kitab Keluaran 40:16-38 secara utuh anda akan menemukan kata "seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa"   setidaknya 6 kali, seperti layaknya sebuah refren dalam mazmur tanggapan. Hal ini untuk menunjukkan bahwa hal yang paling penting bagi Musa adalah “melakukan perintah Allah

Ignatius mengalami pertobatan saat ia terluka dalam pertempuran. Dalam masa pemulihannya, ia membaca kisah hidup Yesus dan para kudus. Ia mulai menyadari bahwa hanya Allah yang layak menjadi pusat hidupnya. Ia menyerahkan cita-cita duniawinya, dan berkata, "Ad majorem Dei gloriam" — segala sesuatu demi kemuliaan Allah yang lebih besar.

Atau dalam bahasa Paulus lebih nyata lagi dengan mengatakan: "Entah kamu makan atau minum, atau apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." [1 Korintus 10:31–11:1]

Inilah semangat Ignatius: dalam makan, bekerja, berdoa, bahkan dalam penderitaan—semuanya dipersembahkan untuk kemuliaan Allah.

#####

Saudara-saudari, hari ini Yesus mengundang kita untuk meninjau kembali keterikatan kita: Apakah kita sungguh bebas untuk mengikuti Dia? Apakah kita siap mengatakan "Ya, Tuhan, pakailah aku seturut kehendak-Mu?" St. Ignatius telah memberikan teladan: melepaskan segalanya agar dapat memiliki Allah sepenuhnya.

Mari kita mohon rahmat agar kita mampu hidup dalam semangat Ignatius: mengarahkan seluruh hidup kita,untuk kemuliaan Allah.

#####

Karena hari ini beberapa diantara kita akan memperbaharui kaul maka semangat mengikuti kehendak Allah, atau demi kemuliaan Allah adalah satu semangat yang perlu kita terjemahkan lebih nyata terlebih sebagai seorang Salesian. 

Pengaruh St. Ignatius dari Loyola terhadap St. Yohanes Bosco sangat nyata, meskipun Don Bosco tidak menjadi Yesuit. Pengaruh itu tampak dalam spiritualitas, metode pendidikan, latihan rohani, dan semangat kerasulannya. 

St. Ignatius menekankan bahwa segala sesuatu harus dilakukan "demi kemuliaan Allah yang lebih besar" (Ad Majorem Dei Gloriam). Sementara Don Bosco menggunakan ungkapan khasnya: “Da mihi animas, cetera tolle” (Berikanlah aku jiwa-jiwa, ambillah yang lain). Keduanya menunjukkan fokus pada keselamatan jiwa dan totalitas persembahan diri bagi Allah. Don Bosco menginternalisasi semangat ketekunan rohani dan misi kerasulan dengan semangat mirip Ignatius, walaupun melalui jalan Salesian yang khas: sukacita, kedekatan, dan persahabatan dengan kaum muda.

Ignatius merancang latihan rohani sebagai sarana pembinaan dan pengambilan keputusan dalam terang kehendak Allah. Don Bosco memodifikasi prinsip ini dalam sistem preventif, di mana anak muda dibimbing dengan pendekatan rohani yang lembut, penuh pengertian, tetapi tetap memiliki arah rohani yang jelas. Don Bosco menulis banyak buku kecil (leaflet) untuk membantu kaum muda membuat keputusan baik dan merenungkan hidupnya di hadapan Tuhan, sebuah pendekatan yang sangat dipengaruhi oleh metode Ignatian dalam membina kehendak dan nurani.

Amin.



Posting Komentar