Renungkanlah dengan saksama bagaimana keadaanmu

Table of Contents


Manusia berbeda dari ciptaan lainnya. Kita adalah makhluk yang dianugerahi akal budi dan kehendak bebas. Itulah yang membuat kita sungguh unik. Seekor binatang hanya bertindak berdasarkan naluri. Tetapi kita manusia dapat berhenti sejenak, berpikir tentang situasi yang sedang kita hadapi, lalu memilih bagaimana kita akan bertindak. Kita pun mampu mengingat apa yang sudah terjadi, lalu belajar darinya, bahkan merenungkan makna hidup kita.

Inilah keistimewaan kita sebagai ciptaan Allah: kemampuan untuk merenung dan membuat pilihan yang sadar.

Dalam bacaan pertama hari ini, melalui Nabi Hagai, Tuhan menyampaikan pesan yang jelas: “Renungkanlah dengan saksama bagaimana keadaanmu.” Tuhan menegur umat Israel karena mereka sibuk membangun rumah mereka sendiri, tetapi melupakan pembangunan Bait Suci Allah. Dengan kata lain, mereka lebih mementingkan diri sendiri daripada memperhatikan apa yang dikehendaki Allah.

Akibatnya, hidup mereka tidak pernah penuh. Apa pun yang mereka kumpulkan terasa kurang. Mereka bekerja keras, tetapi hasilnya tidak memberi sukacita. Mengapa? Karena hati mereka tidak terarah kepada Tuhan. Mereka tidak merenungkan makna hidup dan kehendak Allah.

Saudara-saudari terkasih, hal yang sama bisa terjadi pada kita. Jika kita hanya sibuk dengan urusan pribadi, dengan rumah, pekerjaan, atau keinginan-keinginan duniawi, tanpa berhenti merenungkan apa yang Tuhan kehendaki, kita pun bisa merasa selalu kurang. Kita bisa jatuh dalam rutinitas tanpa makna, seperti berlari tanpa tujuan.

Injil hari ini juga menunjukkan hal serupa. Raja Herodes mendengar kisah-kisah menakjubkan tentang Yesus. Namun, pikirannya langsung tertuju pada Yohanes Pembaptis yang telah ia bunuh. Hatinya gelisah. Ia tidak mampu melihat kebenaran dalam diri Yesus karena ia tidak mau merenung dengan jujur. Andai saja Herodes mau membuka hati dan merenungkan pesan Yesus, ia akan menemukan jalan damai. Tetapi karena hatinya keras, ia justru membawa dirinya sendiri ke dalam tragedi.

Maka, saudara-saudari, firman Tuhan hari ini mengingatkan kita semua: berhentilah sejenak, merenunglah dengan saksama bagaimana keadaanmu. Apakah hidup kita sungguh berpusat pada Tuhan? Atau kita terlalu sibuk dengan urusan sendiri sampai melupakan Dia yang memberi makna hidup kita?

Kita diajak bukan hanya mendengarkan firman Tuhan, tetapi juga merenungkannya, membiarkannya menyentuh hati, lalu mengambil keputusan yang benar. Sebab hanya dengan cara itu kita dapat melihat jalan damai yang Tuhan tunjukkan.

Marilah kita memohon rahmat agar kita tidak hanya menjadi pendengar firman, tetapi juga perenung dan pelaku firman. Dengan begitu, hidup kita akan dipenuhi damai sejahtera yang berasal dari Allah sendiri.

Posting Komentar