Diberi Tugas Menyampaikan Damai dan Kesembuhan

Table of Contents


Hari ini (18 /10/2025) Gereja merayakan pesta Santo Lukas, penginjil dan sahabat Rasul Paulus. Dalam bacaan-bacaan liturgi, kita diundang merenungkan misi pelayanan kita — bagaimana menjadi saksi Kristus dan pembawa damai di tengah dunia yang penuh tantangan.

Kesetiaan dalam Pelayanan (2 Timotius 4:10-17b)

Dalam suratnya, Paulus menulis bahwa banyak orang telah meninggalkannya demi hal-hal duniawi, tetapi hanya Lukas yang tetap setia menemaninya. Paulus berkata: “Tuhan berdiri di sisiku dan memperkuat aku…” 

 Lukas tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga setia dalam doa, dukungan, dan kerja sama dalam pemberitaan Injil. Kesetiaan ini bukan karena kelemahan, melainkan karena panggilan dan keberanian untuk tetap berdiri bersama meskipun dalam kesulitan.

Dari Lukas, kita belajar bahwa pelayanan Kristiani bukan semata soal popularitas atau hasil yang terlihat, tapi tentang kesetiaan dalam kecil maupun besar, dalam terang maupun dalam kegelapan.


Misi: Duta Damai dan Kabar Kesembuhan (Lukas 10:1-9)

Dalam Injil hari ini, Yesus mengutus 72 murid-Nya ke berbagai kota, menyatakan: “Panennya banyak, tetapi pekerjanya sedikit; mintalah kepada tuan panen supaya ia mengutus pekerja-pekerja ke panennya.”  Mereka diminta berjalan tanpa beban — tanpa membawa tas besar, tanpa sandang tambahan — dan memasuki rumah dengan mengucapkan: “Damai bagi rumah ini.” Bila orang di rumah itu menerima, damai itu tinggal bersama mereka; jika tidak, damai itu kembali kepada pengutus. Mereka juga diperintahkan untuk menyembuhkan orang sakit dan menyatakan: “Kerajaan Allah sudah dekat bagi kamu.” 

Inilah model pelayanan yang sederhana dan langsung: membawa damai, menghadirkan kasih, menyembuhkan luka — bukan dengan kekerasan atau paksaan, tetapi dengan sikap rendah hati dan keterbukaan terhadap mereka yang menerima. Lukas sebagai penginjil menangkap dengan baik perjalanan para rasul ini dan menyampaikannya dalam Injil dan Kisah Para Rasul.

Aplikasi bagi Kita Hari Ini

Menjadi saksi sederhana: Kita mungkin tidak diutus ke kota lain, tetapi di lingkungan keluarga, komunitas paroki, atau tempat kerja, kita diundang membawa damai: lewat kata maaf, pelayanan tulus, atau kehadiran yang menyemangati.

Tanpa beban berlebihan: Yesus meminta agar para murid tidak membawa “tas besar” — agar tidak terbebani oleh kekhawatiran duniawi. Demikian pula kita perlu memeriksa: apa yang membebani hati kita sehingga kita sulit menyampaikan kasih Kristus?

Menghadirkan damai dan kesembuhan: Dalam doa, konseling, berbagi waktu, mendengarkan orang yang terluka — kita bisa menjadi saluran rahmat Kristus. Bahkan bila tidak semua orang menerimanya, kita tetap percaya bahwa kita telah melakukan bagian kita.

Doa Penutup

Mari kita mohon agar melalui teladan Lukas dan para rasul, Tuhan memberi kita keberanian dan kerendahan hati untuk menjadi utusan damai di dunia ini. Semoga kita tetap setia dalam pelayanan, meskipun sulit, dan senantiasa membuka hati untuk membawa kasih dan kesembuhan kepada sesama.


Posting Komentar